fisioterapi

Keluhan yang Bisa Ditangani dengan Fisioterapi

Berbagai keluhan yang Bisa diatasi dengan Fisioterapi

“Pada dasarnya, fisioterapi tidak hanya diberikan untuk mengurangi nyeri atau memperbaiki postur tubuh saja. Tindakan ini juga dibutuhkan oleh mereka yang cedera akibat kecelakaan, stroke, masalah jantung, gangguan saraf, hingga pada ibu yang baru melahirkan.”

Fisioterapi menjadi tindakan rehabilitasi untuk meminimalkan keterbatasan fisik akibat penyakit atau cedera tertentu. Rehabilitasi yang diawasi langsung oleh fisioterapis ini bisa dilakukan dengan berbagi cara, mulai dengan menggunakan alat ataupun secara manual.

Fisioterapis akan mengedukasi pasien untuk menerapkan prinsip-prinsip dalam fisioterapi, untuk mengembalikan fungsi tubuh normal akibat penyakit atau cedera. Lantas, apa saja masalah kesehatan yang bisa diatasi melalui fisioterapi?

Dari Gangguan Otot sampai Kehamilan

Beragam masalah yang kesembuhannya bisa dibantu dengan tindakan fisioterapi. Nah, menurut pakar di National Health Service (NHS) – UK dan sumber-sumber lainnya, fisioterapi dapat digunakan pada pasien yang mengalami kondisi:

  1. Penyakit Kardiovaskular

Fisioterapi juga bisa direkomendasikan pada pasien dengan masalah jantung atau pembuluh darah. Di sini fisioterapis akan mengarahkan dan memberikan edukasi pada pasien untuk melakukan aktivitas fisik yang dapat memicu kerja jantung. Contohnya seperti lari santai, senam aerobik, atau jalan santai.

  1. Gangguan pada Otot dan Rangka Tubuh

Fisioterapi dapat membantu meredakan atau menyembuhkan keluhan pada pasien dengan gangguan sistem otot dan rangka tubuh. Contohnya gangguan seperti nyeri punggung, leher, bahu, arthritis, atau cedera akibat olahraga.

Selain itu, fisioterapi juga dapat digunakan untuk mengelola masalah atau kondisi tubuh terkait usia. Seiring bertambahnya usia seseorang dapat mengembangkan radang sendi atau osteoporosis. Nah, fisioterapis dapat membantu pasien pulih dari masalah sendi dan tulang, dan mengelola kondisi rematik, osteoporosis, atau penyakit sendi dan tulang terkait penuaan lainnya secara konservatif.

  1. Gangguan pada Sistem Saraf

Menurut pakar di NHS UK fisioterapi juga dapat digunakan untuk membantu pasien dengan masalah gerakan akibat stroke, multiple sclerosis (MS) atau penyakit Parkinson, atau penyakit-penyakit saraf lainnya seperti disfungsi vestibular atau cedera otak traumatis.

Contohnya, di sini fisioterapis dapat meningkatkan kemampuan pasien stroke untuk berpindah dan bergerak dari tempat tidur, sehingga mereka dapat lebih mandiri di sekitar rumah.

 

Singat kata, peran fisioterapi bertujuan untuk mengurangi gangguan fungsi tubuh pada kondisi-kondisi di atas. Misalnya, seperti sulit bergerak, berbicara, hingga mengurangi nyeri akibat penyakit saraf.

  1. keluhan Pernapasan

Fisioterapi juga direkomendasikan pada mereka yang memiliki gangguan pernapasan. Contohnya seperti penyakit paru obstruktif kronik, fibrosis kistik, atau asma.

Fisioterapi akan membantu dan memberikan edukasi pada pasien untuk memulihkan kondisi tersebut. Misalnya dengan menjelaskan upaya-upaya untuk mengontrol pernapasan dengan tepat.

  1. Kesehatan Wanita dan Kondisi Lainnya

Beberapa wanita terkadang memiliki masalah kesehatan saat menjalani kehamilan atau setelah pasca persalinan. Nah, fisioterapi bisa menawarkan manajemen khusus untuk masalah yang berkaitan dengan kesehatan wanita.

Selain itu, fisioterapi juga dapat dimanfaatkan sebagai perawatan khusus untuk inkontinensia usus, kanker payudara, sembelit, fibromyalgia, limfedema, kesehatan panggul, nyeri panggul, dan inkontinensia urine.

Referensi:

 

Burke Rehabilitation Hospital. Diakses pada 2021. 10 Reasons Why Physical Therapy is Beneficial

Medical News Today. Diakses pada 2021.

National Health Service – UK. Diakses pada 2021.  Physiotherapy.

 

fisioterapi pasca stroke

Fisioterapi Untuk Pemulihan Stroke

Tujuan fisioterapi untuk mengembalikan fungsi tubuh setelah terkena penyakit atau cidera. Jika tubuh menderita penyakit atau cidera, maka fisioterapi dapat membantu untuk memulihkannya, termasuk pada penyakit pasca stroke.

Fisioterapi Neurologis untuk Stroke
Fisioterapi neurologis dilakukan untuk orang yang menderita gangguan neurologis atau saraf. Seperti penyakit alzheimer, parkinson, cedera tulang belakang, dan juga stroke. Penyakit yang sering menggunakan terapi ini ialah stroke.

Terapi stroke dilakukan setelah serangan stroke terjadi. Biasanya, stroke menyebabkan kerusakan otak. Akibatnya, Anda akan mengalami kelemahan atau kelumpuhan di salah satu sisi tubuh dan kesulitan menggerakkan tubuh sehingga menghambat aktivitas harian.

Fisioterapi stroke dapat mengembalikan kekuatan dan kemampuan untuk menggerakkan tubuh. Neurofisioterapi adalah spesialisasi fisioterapi yang disebabkan oleh kerusakan pada otak dan sistem saraf seperti pada stroke. Fisioterapis akan membantu membuatkan program terapi yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.

Umumnya fisioterapi stroke dilakukan untuk menjaga kondisi kesehatan pasca terjadinya stroke dan menghindari komplikasi yang bisa memperlambat proses pemulihan. Dalam program fisioterapi stroke, terapis juga akan memberi tahu Anda bagaimana posisi yang tepat untuk berbaring dan juga cara duduk yang aman. Selain itu, terapis akan membantu memotivasi Anda untuk terlibat aktif dan mempelajari gerakan-gerakan normal tubuh dalam setiap sesi fisioterapi stroke.

Biasanya, terapis juga akan menentukan alat fisioterapi apa saja yang sekiranya diperlukan. Umumnya, untuk fisioterapi stroke, terapis membutuhkan alat fisioterapi seperti kursi roda, alat bantu jalan seperti walker dan juga tongkat.

Fisioterapi stroke bisa dimulai 24 jam setelah serangan. Di waktu tersebut, Anda akan didorong dan dimotivasi untuk dapat bangun dan bergerak semampunya. Untuk kasus stroke yang ringan, fisioterapi stroke biasanya fokus pada pencegahan komplikasi dan kemampuan Anda untuk bergerak dan aktif kembali.

Namun, seiring berjalannya waktu, fisioterapi stroke akan membantu Anda menjadi lebih mandiri dan melakukan berbagai hal lainnya lebih dari sekadar menggerakkan anggota tubuh.

Manfaat Fisioterapi untuk Penyakit Stroke
Berikut manfaat jika menjalani fisioterapi pasca stroke, yaitu :

Mengatasi kekakuan otot (spastisitas)
Spastisitas adalah jenis kekakuan otot yang terjadi pasca stroke. Beberapa penelitian telah mengevaluasi manfaat fisioterapi untuk pengobatan spastisitas pasca stroke. Dibandingkan pengobatan lainnya, fisioterapi secara signifikan dapat menurunkan spastisitas pasca stroke, terutama di pergelangan tangan, lutut dan siku.

Mengurangi rasa sakit
Fisioterapi bisa menghilangkan sakit dan memulihkan otot dan sendi. Teknik saat Anda menjalani fisioterapi yaitu dengan melalui ultrasound, stimulasi listrik, terapi panas, dan lain-lain.

Meningkatkan kemampuan bergerak
Para terapis bisa membantu Anda yang mengalami gangguan dalam berdiri, berjalan, dan bergerak pasca stroke. Ahli fisioterapi akan menyesuaikan teknik fisioterapi sesuai dengan kebutuhan pasiennya.

Jika Anda membutuhkan alat fisioterapi untuk pemulihan pasca operasi, segera konsultasikan perawatan kesehatan melalui 0811 88 32 36 atau kunjungi website kmdindonesia.com.

apakah fisioterapi itu?

Apakah Fisioterapi itu?

Fisioterapi merupakan tindakan rehabilitasi untuk menghindari atau meminimalkan keterbatasan fisik akibat cedera atau penyakit. Fisioterapi bisa dilakukan pada pasien dari semua rentang usia dengan berbagai macam tujuan, mulai dari meredakan sakit punggung hingga persiapan olahraga dan persalinan.

Fisioterapi fungsi utamanya adalah mengembalikan fungsi tubuh yang normal setelah terkena penyakit atau cedera.

Beberapa Kondisi yang Membutuhkan Fisioterapi

Gangguan sistem saraf
kondisi terkait sistem saraf, seperti stroke, multiple sclerosis, cedera kepala, dan penyakit Parkinson memerlukan fisioterapi. Umumnya gangguan saraf akibat penyakit-penyakit tersebut menyebabkan gangguan fungsi tubuh, seperti susah bicara dan susah bergerak.

Gangguan pada otot kerangka tubuh
Kondisi yang diakibatkan oleh gangguan pada otot, tulang, dan sendi, misalnya nyeri punggung, kram kaki, cedera karena olahraga, dan arthritis, membutuhkan fisioterapi agar bisa pilih lebih cepat. Pemulihan pascaoperasi pada tulang dan otot juga sering kali memerlukan fisioterapi.

Penyakit kardiovaskular
Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (sistem kardiovaskular) yang bisa dibantu dengan fisioterapi adalah penyakit jantung kronis dan rehabilitasi setelah serangan jantung. Dengan fisioterapi, hidup pasien setelah operasi akan lebih berkualitas karena adanya dukungan fisik dan emosi.

Gangguan pernapasan
Asma, penyakit paru obstruktif kronik, dan cystic fibrosis (fibrosis kistik) adalah beberapa penyakit terkait sistem pernapasan yang bisa diringankan melalui fisioterapi. Fisioterapis dapat memberikan serangkaian metode mengenai bagaimana cara tubuh bernapas lebih baik dan bagaimana cara mengontrol gejala asma, seperti batuk-batuk dan kesulitan bernapas.

Seperti Apa Bentuk Perawatan Fisioterapi?
Mungkin Anda penasaran bagaimana cara seorang fisioterapis melakukan perawatan kepada para pasien yang memiliki gangguan kesehatan di atas. Tentunya, terapi ini dilakukan melalui serangkaian pemeriksaan, diagnosis, dan penanganan masalah kesehatan yang muncul di tubuh Anda.

Berikut adalah beberapa metode atau bentuk perawatan fisioterapi yang biasanya diterapkan kepada pasien:

1. Program latihan
Terapi ini melibatkan pasien untuk aktif melakukan gerakan, sehingga ia kembali terbiasa dengan fungsi normal tubuhnya. Fisioterapi juga bisa membantu pasien dengan mengoreksi teknik berolahraga yang salah dan menyebabkan cedera.

Beberapa terapi yang termasuk dalam program ini antara lain teknik memperbaiki postur tubuh, gerakan memperkuat otot, senam atau olahraga, dan peregangan otot.

2. Teknik elektroterapi
Terapi ini menggunakan alat dengan daya listrik atau disebut juga dengan terapi listrik. Beberapa terapi jenis ini antara lain terapi saraf dengan stimulasi elektrik (TEN), terapi stimulasi listrik melalui jaringan lemak (PENS), serta metode PENS dengan memadukan teknik akupuntur dan terapi listrik.

3. Fisioterapi manual
Yang temasuk fisioterapi jenis ini adalah pijat, peregangan, mobilisasi, dan manipulasi sendi. Fisioterapi manual bisa untuk membantu relaksasi, mengurangi nyeri dan meningkatkan fleksibilitas anggota gerak tubuh yang terganggu.

4. Terapi okupasi
Disebut juga dengan occupational therapy, ini adalah bentuk terapi yang membantu pasien dengan keterbatasan atau ketidakmampuan fisik, sensorik, atau kognitif (pikiran) agar dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan baik. Terapi ini juga akan mengajarkan cara menggunakan alat bantu dengan tepat.

Selain yang sudah disebut di atas, ada metode fisioterapi lain yang dilakukan menggunakan alat bantu atau teknik khusus. Beberapa metode yang biasa dipakai antara lain hidroterapi, terapi ultrasound, terapi suhu (panas atau dingin), dan akupuntur.

Selain metodenya yang lengkap dan spesifik, fisioterapi juga bisa dilakukan dengan fleksibel. Artinya, pasien bisa melakukan fisioterapi di mana saja sesuai dengan kemampuannya, apakah mau di rumah atau di rumah sakit dengan layanan fisioterapi.

Anda bahkan bisa melakukan fisioterapi sendiri, tetapi jangan lupa untuk meminta anjuran dan arahan dari dokter rehabilitasi medis terlebih dahulu. Dokter akan menentukan jenis, cara, intensitas, dan frekuensi fisioterapi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Anda.

w644

Vaksin Buatan Indonesia Akan Hadir di 2021

Berita Baik disampaikan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Indonesia terkait vaksin virus corona covid-19. Melalui tim komunikasi, Dr. Reisa Broto Asmoro menyebut vaksin untuk virus tersebut akan tersedia mulai pertengahan tahun depan.

“Indonesia juga ikutan. Negara kita tengah mengembangkan pembuatan vaksin virus corona covid-19,” ujarnya dalam konferensi pers dari Graha BNPB, Jakarta pada Selasa (7/7/2020).

dr Reisa Broto Asmoro, menjelaskan bahwa kemungkinan vaksin Corona COVID-19 buatan Indonesia baru akan tersedia pertengahan tahun 2021. Sejauh ini Dari 15 tahapan yang harus dilalui, calon vaksin dari Indonesia berhasil melewati 8 tahapan dan akan menuju ke 7 langkah berikutnya di mana membutuhkan waktu lebih lama.

Namun Dalam upaya pembuatan vaksin tidak dilakukan sendiri, melainkan ada perusahaan vaksin lokal yang bekerjasama dengan perusahaan di Korea Selatan. Ini merupakan bukti bahwa antar negara bergotong royong mengatasi masalah COVID-19. Sehingga masyarakat Indonesia patut optimis bahwa negara kita mampu menghasilkan vaksin dalam waktu cepat

Vaksin akan diutamakan diberikan pada masyarakat yang beresiko, seperti usia lanjut atau mereka yang memiliki penyakit bawaan. Indonesia pun telah setuju melakukan upaya bersama memproduksi vaksin untuk melindungi diri seluruh masyarakat dunia.

 

kemenkes-tetapkan-biaya-rapid-test-tertinggi-covid19-rp150000-lsu-1

Rapid Test Buatan Dalam Negeri

Rapid Test Buatan Dalam Negeri

Pemerintah telah meluncurkan alat rapid test buatan anak bangsa yang diberi nama RI-GHA. Bambang P.S Brodjonegoro merupakan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek/Kepala BRIN) menuturkan bahwa alat ini merupakan kolaborasi antara Badan Penerapan Pengkajian Teknologi (BPPT),UGM,UNAIR,ITB,Univ Mataram, dan PT Hepatika Mataram.

Untuk Rapid Test RI-GHA tersebut sudah dilakukan uji validasi skala laboratorium yang mendapatkan hasil nilai sentifitas untuk igM 96,8%, dan igG sekitar 74% melalui pengujian pada 40 serum pasien yang positif dari Balitbangkes Kementrian Kesehatan (Kemenkes).

Pemerintah menargetkan produk dapat di produksi sebanyak 200 ribu pada bulan juli dan 400 ribu pada bulan agustus 2020.

Menurut Kepala Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hamman Riza alat rapid test RI-GHA memiliki keunggulan secara kualitas maupun harga dibandingkan produk import lainnya. Satu unit rapid test ini dihargai sekitar Rp 75.000 per unit.

Untuk tarif pemeriksaan Rapid Test,  Kementrian Kesehatan RI telah menetapkan tarif sebesar Rp 150.000. penetapan tersebut akan berlaku mulai tanggal 6 Juli 2020.

President Jokowi menargetkan kepada jajarannya untuk test Covid 19 dapat di lakukan sekitar 30.000 perhari, khususnya dipusatkan di tujuh provinsi yang memiliki penularan tinggi yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara dan Papua.

Beliau juga berpesan dan melarang para jajarannya untuk membeli alat rapid test dan PCR virus corona dari luar Negeri. Karena Indonesia saat ini sudah mampu memproduksi alat test COVID 19 sendiri

Screen Shot 2021-01-08 at 8.03.02 AM

Kerjasama Baru Industri Farmasi

Kemkes RI dan Korea Bahaskan Perkembangan Kerjasama Baru Industri Farmasi dan Alat Kesehatan

Pada tanggal 6 Agustus 2020, telah dilaksanakan Joint Working Group (JWG) on Health Cooperation RI-Korea ke-2 secara virtual. Ketua Delegasi RI adalah Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Dra. Engko Sosialine Magdalene, Apt., M.Biomed. Ketua Delegasi Korea adalah Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Global, Ms. Eulki Lim.

Tujuan JWG adalah membahas perkembangan dan mengevaluasi implementasi kerja sama konkret antara Indonesia dan Korea. JWG diarahkan pada prioritas ekonomi, melibatkan kegiatan bisnis dari sektor industri kesehatan yang memerlukan fasilitasi Pemerintah RI dan Pemerintah Korea.

Dalam kesempatan virtual yang dihadiri sejumlah 71 peserta dari unsur pemerintah dan industri kedua negara, turut hadir delegasi Indonesia: Wakil Duta Besar RI di Seoul, Kemenkes, Badan POM, PT Bio Farma, PT Oneject, PMI, PT Daewoong Infion Indonesia, Gakeslab, ASPAKI, PT Kalbe Farma, PMI. Delegasi Korea: Kedutaan Besar Korea di Jakarta, SK Plasma, Taechang Industry, Korea Health Industry Development Institute, Korea Testing Laboratory, Daewoong Pharmaceutical, Genexine, Korea Medical Devices Industrial Cooperative Association (KMDICA), Pusan University Hospital.

Hasil yang dicapai pada pertemuan JWG RI-Korea ke-2 secara virtual tersebut, antara lain:

1. Korea menyambut baik perpanjangan MoU Kesehatan hingga 9 November 2022

2. Review progres 2 proyek PoA periode 2018-2020:

a. Kerja sama plasma darah: PT Bio Farma dan SK Plasma telah menandatangani MoU plasma darah pada April 2019, kedua pihak sepakat untuk percepatan implementasi Indonesia mampu mandiri memproduksi plasma darah.

b. Kerja sama kantong darah: PT Oneject, PMI dan Taechang Industry sepakat untuk percepatan penandatangan perjanjian pendirian pabrik di Sentul Indonesia tahun ini.

3. Inisiatif kegiatan baru pada PoA periode 2020-2023:

a. Kerja sama lab uji alkes: KTL menyampaikan peluang mengikuti proyek pengembangan laboratorium uji alkes pada Official Development Program (ODA) 2021

b. Joint research uji klinis terapi stem cell pada COVID-19: Balitbangkes dan Daewoong sepakat mendukung uji klinis terapi stem cell pasien COVID-19, mendapat persetujuan uji klinis Komite Etik Juli 2020.

c. Uji klinis vaksin COVID-19 fase II: proposal kerja sama joint venture PT Kalbe Farma dan Genexine untuk uji klinis vaksin COVID-19 fase II multinasional akan dimulai Oktober 2020.

d. Pusat Pelatihan Alkes: Asosiasi Industri Alkes Korea mendonasikan 2 tipe alat fisioterapi buatan Korea kepada Universitas Indonesia pada Maret 2020, untuk percepatan dibangunnya Pusat Pelatihan Alkes.

e. Sistem telemedicine ICBM di Indonesia: pada bulan Maret-November 2020, Pusan National University Hospital Consortium telah bekerjasama dengan 4 Rumah Sakit di Jakarta, untuk pengembangan proyek digital health di Indonesia.

4. Inisiatif kegiatan baru pada PoA periode 2020-2023 akan ditandatangani pada JWG RI-Korea ke-3, awal tahun 2021.

5. Kursus singkat online Medical Korea Academy bagi praktisi Kesehatan Indonesia akan dimulai bulan Desember 2020.